Usaha jamur tentunya membutuhkan beberapa sarana dan prasarana penunjang
yang perlu dipersiapkan. Salah satunya yaitu membangun rumah produksi yang
biasa disebut dengan kumbung jamur. Bagi para petani jamur, keberadaan rumah
kumbung menjadi bagian penting yang harus diperhatikan sebelum usaha tersebut
dijalankan.
Sebab, kumbung jamur menjadi ruangan utama dimana
bibit jamur yang telah siap dibudidayakan mendapatkan perawatan intensif hingga
pada akhirnya berkembang dan menghasilkan panen jamur yang berkualitas. Karena
itulah, kondisi lingkungan kumbung jamur harus disesuaikan dengan habitat asli
jamur yang dibudidayakan.
Nah, untuk membantu para pemula yang tertarik menekuni
bisnis jamur. Pada kesempatan kali ini sengaja kami informasikan kepada para
pembaca, tentang beberapa informasi usaha rumahan
1. Memilih lokasi kumbung jamur
Idealnya lokasi kumbung jamur memiliki lingkungan yang
tidak jauh berbeda dengan habitat asli hidup jamur. Berdasarkan golongan jamur
yang dibudidayakan, suhu lingkungan yang paling tepat dibagi menjadi tiga
kriteria. Yang pertama untuk golongan jamur psikofilik habitat hidupnya dengan
suhu sekitar 0º-30ºC dan suhu optimum 15ºC, yang kedua yaitu jamur mesofilik
yang tumbuh dengan kisaran suhu 25º-37ºC dan suhu optimumnya sekitar 30ºC,
serta yang ketiga adalah golongan jamur termofilik yang biasa tumbuh pada kisaran
suhu 40º-75ºC, dengan suhu optimum 55ºC.
Poin berikutnya yang perlu Anda perhatikan dalam
memilih lokasi kumbung jamur yaitu tingkat kelembapan udara di lingkungan
tersebut. Pada dasarnya jamur menyukai tempat yang lembab, bahkan tingkat
kelembaban yang dibutuhkan bisa mencapai 80-90%. Selanjutnya pilih lokasi
kumbung yang bebas dari pencemaran udara, radiasi, maupun senyawa beracun yang
dimungkinkan bisa mengganggu pertumbuhan jamur.
2. Ukuran rumah kumbung jamur
Bila Anda telah menemukan lokasi usaha yang dirasa
sesuai dengan habitat hidup jamur, langkah berikutnya Anda bisa membangun ruang
kumbung dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Bagi Anda yang
ingin membuka bisnis budidaya jamur dengan skala industri/besar, bisa membangun kumbung
jamur yang permanen (menggunakan tembok dari batu bata atau batako). Sedangkan
bagi Anda yang ingin menjalankan budidaya jamur skala rumah tangga, bisa
membangun kumbung dengan bahan yang sederhana (misalnya dengan menggunakan
anyaman bambu yang biasa disebut dengan gedeg atau menggunakan sterofoam).
Ukuran ruang kumbung yang dibutuhkan para pelaku usaha
tergantung dari banyaknya jumlah baglog yang akan dibudidayakan. Sebagai
gambaran, pelaku usaha jamur yang membudidayakan 1000 baglog akan membutuhkan
ruang kumbung dengan ukuran luas lahan -+ 10 m2 dan tinggi sekitar tiang
induk 3-4 m. Memperhatikan ukuran kumbung sangatlah penting agar sirkulasi
udaranya lancar dan kelembapan di dalam kumbung bisa stabil.
3. Membangun kumbung jamur
Dalam membangun rumah kumbung jamur, Anda bisa
menggunakan material berupa bambu, kayu, gedeg (anyaman bambu), genting,
plastik, dan paku. Peralatan yang Anda gunakan misalnya gergaji, palu,
tangga, dan lain-lain. Pertama-tama buatlah kerangka dari bambu, selanjutnya
bila kerangka telah berdiri Anda bisa menutup dinding dengan gedeg yang
kemudian dilapisi plastik. Bila kumbung jamur telah berdiri, pasang genting
sebagai atapnya dan buatlah pintu serta jendela untuk mengatur sirkulasi udara
di ruang kumbung.
Apabila kumbung jamur telah jadi, lengkapi ruang di
dalamnya dengan rak-rak dari bambu atau kayu sebagai tempat untuk meletakan
baglog jamur. Atur jarak antar baris sekitar 80-90 cm, dan setiap rak berisi 15
baglog yang disusun vertikal (keatas) dan 20 baglog yang disusun secara
horizontal (kesamping). Terakhir, beri penyekat dari kayu atau bambu pada
setiap baris ke 3 baglog yang diatur secara menyamping bertumpuk. Sehingga
media baglog tersusun dengan rapi di kumbung jamur dan bibit yang dibudidayakan
bisa tumbuh secara optimal.
Semoga tips bisnis tentang cara membuat kumbung
jamur ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan membantu Anda yang tertarik
menekuni bisnis jamur. Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai
dari sekarang. Ayo berbisnis jamur !!!
( sumber : http://bisnisukm.com/tips-membuat-kumbung-jamur.html)
Kisaran Harga Bahan Baku
Bambu besar (tiang utama) Rp 18.000 s.d Rp 25.000/
batang
Bambu sedang (rak/atap) Rp 7.500 s.d Rp 12.000/
batang
Bilik ukuran 2m x 2m Rp 15.000 s.d Rp 30.000/m
Shading / paranet Rp 9200 s.d Rp 12.000 /m
Ukuran Plastik (cm) Berat
Media (kg) Rasio
Panen (gram) Harga Log (Rp)
17 x 30 0,9
– 1,1 250
– 350 1400 - 1600
17 x 35 1,1
– 1,4 275
– 400 1600 – 1800
18 x 35 1,3
– 1,5 275
– 450 1800 –
2000
20 x 35 1,5
– 2,0 300
– 600 2000 –
2500
17 x 35 dua
sisi panen 2,0 – 3,0 450
– 700 3000 –
3500
Pasaran Harga beli Jamur oleh
tengkulak/lapak pasar
Bogor, Depok -+ Rp 8.000 – Rp 9.000
Jakarta Kota, Tangerang, Banten -+ Rp 9.000 – Rp 10.000
Harga jamur sangat tegantung
dari ;
* Kwalitas /
kondisi jamur ( harus bersih dari akar, daun bersih dan kandungan air tidak
terlalu banyak ) jamur basah lebih sering di tolak oleh pasar.
* Pasokan
Jamur dari di daerah tersebut ( saat pasokan dari petani besar sangat sedikit
maka harga jamur bisa naik Rp 500 – 1000 / kg dari harga biasanya )
* Masa panen
raya ( saat dimana seluruh petani panen besar ) biasanya terjadi 1 s.d 2 minggu
kemungkinan 2 s.d 3 kali dalam 1 Tahun
* Pengepakan
jamur saat di plastik curah ( saat penyusunan jamur di plastik harus diupayakan
agar jamur tampak lebih menarik dan rapih agar daun dan batang jamur tidak
mudah sobek)
* Mungkin masih
banyak kondisi lainnya namun kondisi diatas biasanya yang sering diperhatikan
oleh pasar / pembeli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar