Jumat, 24 Agustus 2012

Memulai Usaha Budidaya Jamur Tiram



Tips Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Dengan membeli Log Jamur, Untuk pilihan ini sedikitnya diperlukan modal dikisaran Rp 35 juta untuk skala tanam sekitar 20.000 Log dengan bangunan dan alat yang diperlukan untuk mendukung produksi  panen ( Ideal ).
Cara ini bisa anda mulai bila tidak mau ribet dengan segala proses dan biaya yang bakalan timbul dari kegiatan pembuatan log dari mulai mencari bahan baku yang murah dan upah pekerja serta kemungkinan kontaminasi atau kerusakan log yang berarti semua proses dari awal dan biayanya hilang percuma walau masih mungkin untuk di daur ulang namun tetap memerlukan biaya tambahan. Itu belum di tambah biaya investasi awal yang lebih besar untuk pengadaan lahan produksi, ruang produksi, mess dan pengadaan alat produksi yang pastinya tidak sedikit.Berikut informasinya;

  1. Tentukan Pasar / penampung hasil panen 
  2. Targetkan kebutuhan terendah Pasar anda
  3. Tentukan kapasitas tanam dengan modal yang di anggarkan sebaiknya untuk skala minimun tanam adalah 20.000 log.
  4. Perhatikan Siklus pergantian Log dan persiapan log baru agar tidak terjadi kekosongan panen/log.
  5. Buat bangunan / lumbung sesederhana mungkin tanpa mengesampingkan kebutuhan tumbuh jamur (ventilasi, kelembaban dan alat penyiraman) namun tetap cukup kuat untuk masa tanam lama).
  6. Buatlah Rak tanam sesuai dengan ukuran baglog dan berilah ruang gerak yang cukup untuk panen dan penyiraman.
  7. Cari informasi tentang produsen baglog yang terdekat dengan lokasi usaha anda dan buatlah kesepakatan bersama mengenai jaminan panen dan kegagalan media tanamnya.

 

Dengan membuat Log Jamur sendiri, Untuk pilihan ini minimum diperlukan modal dikisaran Rp 75 jt - Rp 100 juta untuk skala tanam sekitar 20.000 - 50.000 log berikut biaya pembuatan ruangan / lumbung panen & ruang Produksi dan alat yang diperlukan serta waktu yang diperlukan untuk bisa menghasilkan pemasukan dari jamur memang cukup lama yaitu sekitar 6 - 8 bulan dari awal usaha berdiri. 

Resiko terbesarnya adalah kegagalan pembuatan Log yang sangat mungkin terjadi bila proses produksi tidak dikelola oleh orang yang belum berpengalaman baik manajemen produksi dan teknik pembuatan bibit dan lognya.

Namun bila Produksi dikelola dengan baik dan orang yang tepat dan manajemennya bagus pilihan ini lebih cocok untuk pengembangan usaha dan kelangsungan usaha budidaya jamur tiram karena seluruh proses produksi mulai bibit induk dan media tanam (Log Jamur) dibuat di satu lokasi, keuntungannya antara lain;

  • Harga Log lebih murah dari membeli ( 60% - 80% dari dari biaya pembelian Log )                     
  • Pengadaan Log lebih terjamin baik dan kualitas log dapat ditentukan sendiri
  • Tidak terlalu terpengaruh bila harga jual jamur sedang murah
  • Selain bisa memperoleh harga log yang lebih murah tentunya ada peluang lainnya yang bisa membantu meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan bibit induk F1-F2, Log Jamur tiram, Pelatihan & peluang investasi. 

    Bogor, Ramadhan 1433 H

    Hama pada Tumbuhan Jamur

    Menjalankan bisnis budidaya jamur ternyata tidak lepas dari resiko kerugian yang mungkin muncul bila kita tidak tekun dan teliti dalam menjalankannya. Sebab, ketika kita kurang teliti dan berhati-hati dalam menangani proses pemeliharaan jamur, ancaman penyakit dan hama jamur menjadi salah satu resiko bisnis yang mungkin akan Anda tanggung.trans Cara Mencegah Hama dan Penyakit Pada Jamur
    Munculnya hama dan penyakit pada jamur umumnya dipengaruhi oleh lima faktor utama, yaitu kondisi udara, air, tanah, SDM (sumber daya manusia), serta bibit jamur. Apabila kebersihan dan sanitasi dalam proses budidaya jamur kurang bagus, bisa dipastikan hama serta penyakit akan muncul dan mengganggu pertumbuhan jamur. Untuk mencegah hal tersebut menimpa usaha jamur Anda, maka sebaiknya perhatikan kelancaran sirkulasi udara, kebersihan air, pasteurisasi yang sempurna, kebersihan pekerja, dan kebersihan lingkungan di dalam maupun di luar kumbung jamur.
    Nah, untuk membantu Anda mencegah munculnya hama dan penyakit pada jamur. Berikut ini kami informasikan beberapa jenis hama dan penyakit pada jamur, beserta cara pencegahannya.
    • Hama pada Tumbuhan Jamur

    Ada beberapa jenis hama yang mengganggu pertumbuhan jamur, antara lain sebagai berikut :
    1. Serangga
    Jenis serangga yang sering mengganggu pertumbuhan jamur adalah lalat dan nyamuk. Keberadaan serangga-serangga ini akan memakan miselium dan buah jamur sehingga hasil panen jamur kurang maksimal. Selain itu hama serangga juga membawa virus atau penyakit jamur, jadi sebisa mungkin lakukan pencegahan agar kumbung jamur Anda terhindar dari hama serangga. Pencegahan dapat Anda lakukan dengan memasang kawat kasa berukuran kecil pada bagian ventilasi, dan memasang plastik bening pada luar pintu, agar serangga menghindari kumbung jamur.
    2. Laba-laba
    Hama laba-laba biasanya akan memakan tubuh buah jamur dan menyebarkan spora jamur yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk pencegahannya bisa Anda lakukan dengan cara menaburkan serbuk kapur pada lantai dan dinding ruang kumbung, selanjutnya Anda juga bisa memusnahkan sarang laba-laba yang biasanya terdapat di sela-sela tumpukan baglog jamur.
    3. Cacing
    Hama cacing biasanya memakan miselium sehingga jamur gagal tumbuh. Oleh sebab itu, pastikan proses sterilisasi dilakukan dengan sempurna agar telur-telur cacing juga ikut mati.
    4. Rayap
    Hama rayap biasanya memakan zat selulosa yang terkandung di dalam kayu, hal ini tentu cukup mengkhawatirkan karena kemungkinan besar baglog juga akan mengalami kerusakan. Untuk mencegahnya, Anda bisa menyemprotkan ekstrak sirih ke bagian tanah atau bagian kumbung yang diserang rayap.
    5. Siput
    Biasanya hama siput menyerang tubuh buah jamur sehingga pertumbuhannya kurang optimal. Untuk mencegah kemungkinan buruk tersebut, Anda bisa menggunakan ekstrak jarak pagar dan menyemprotkannya ke lantai ruang kumbung dan rak baglog jamur.
    • Penyakit pada Tumbuhan jamur

    Selain adanya serangan hama pengganggu, tumbuhan jamur juga sering terkena beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri, ataupun virus. Biasanya penyakit-penyakit tersebut muncul apabila cara budidaya jamur yang dilakukan kurang maksimal. Beberapa jenis penyakit yang menyerang jamur antara lain sebagai berikut :
    1. Tricoderma spp.
    Biasanya jamur yang terkontaminasi organisme ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik atau noda hijau pada media baglog jamur, sehingga pertumbuhan miselium terhambat. Cara mencegahnya dengan melakukan sterilisasi peralatan maupun SDM sebelum proses perawatan kumbung berlangsung.
    2. Mucor spp.
    Tumbuhan jamur yang terkontaminasi mucor ditandai dengan munculnya noda hitam pada permukaan baglog. Kondisi ini membuat pertumbuhan miselium kurang optimal, sehingga jamur gagal untuk dibudidayakan. Cara pencegahannya bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan baglog jamur dan menurunkan suhu ruangan kumbung dengan mengatur sirkulasi udaranya.
    3. Neurospora spp.
    Penyakit neurospora menimbulkan tepung berwarna orange pada permukaan kapas penyumbat baglog. Pencegahan bisa Anda lakukan dengan melakukan sterilisasi media jamur dan mengurangi jumlah susunan baglog.
    4. Penicillium spp.
    Munculnya penicillium ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna cokelat atau merah tua. Selanjutnya untuk melakukan pencegahan, yang terpenting adalah menjaga kebersihan ruang inkubasi jamur.
    5. Corpinus
    Penyakit corpinus biasanya menyerang jamur kuping, penyakit ini muncul dari alat-alat, rak baglog, atau bibit yang kurang steril. Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan pasteurisasi hingga suhu mencapai 60-70°C, dan menjaga kebersihan alat, bibit, ruang kumbung jamur, SDM, dll.
    Lakukan segala tahapan budidaya jamur dengan benar, dan jagalah kebersihan sarana serta prasarana yang Anda gunakan. Semoga tips bisnis pekan ini yang membahas cara mencegah hama dan penyakit pada jamur bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Jangan pernah takut untuk mencoba, teruslah berkarya dan salam sukses.

    Info bagus dan sesuai dengan yang mungkin dialami oleh pembudidaya jamur

    sumber :  http://bisnisukm.com/cara-mencegah-hama-dan-penyakit-pada-jamur.html

    Cara Budidaya Jamur Tiram di Daerah Panas

    Menekuni bisnis budidaya jamur tiram memang sangat menguntungkan. Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur tiram menjadi salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan masyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya. Meskipun begitu, sampai hari ini ada sebuah kendala yang sering dihadapi para pemula dalam menjalankan bisnis budidaya jamur tiram. Yaitu faktor pemilihan lokasi budidaya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut.

    Biasanya pertumbuhan jamur tiram akan optimal sepanjang tahun bila lokasi budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yakni di kawasan pegunungan atau di daerah dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut (mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28°C dengan tingkat kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Lalu bisakah jamur tiram dibudidayakan di daerah panas?
    Bagi Anda yang berada di daerah dataran rendah khususnya di lingkungan yang cukup panas, kini tidak perlu takut lagi untuk mencoba budidaya jamur tiram. Sebab ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menyiasati kondisi lingkungan di sekitar Anda. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, mari kita bahas bersama beberapa tips bisnis yang bisa Anda gunakan untuk membudidayakan jamur tiram di daerah panas.

    Pertama, langkah mudah yang bisa Anda coba yaitu membuat bangunan kumbung jamur dengan sistem sirkulasi buka tutup. Yang dimaksud buka tutup disini adalah menutup sirkulasi kumbung jamur di siang hari agar kelembapan di dalamnya tetap terjaga, dan membukanya pada malam hari sehingga suhu ruangan di dalam kumbung jamur bisa lebih dingin.

    Kedua, gunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. Hal ini penting agar intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa Anda gunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman bambu, atau genteng.

    Ketiga, faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa meletakkan beberapa tong/wadah air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan ruangan.

    Keempat, karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka usahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.

    Kelima, lindungi sekitar lokasi kumbung dari sinar matahari langsung yang terlalu menyengat. Anda bisa melakukannya dengan cara menanam banyak pohon rindang (perdu) disekeliling kumbung jamur.

    Keenam, untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi atau tidak kurang dari 4 meter.

    Ketujuh, perhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat. Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah panas tidak lebih dari 3 tingkat.

    Kedelapan, karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka sebisa mungkin lakukan penyiraman lebih sering dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.

    Nah, dengan demikian Anda tidak perlu khawatir jika ingin mmbudidayakan jamur tiram tetapi daerah Anda merupakan daerah yang panas. Silahkan mencoba peluang bisnis jamur dimanapun Anda tinggal. Mulai dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang! Salam sukses.

    Sumber naskah http://bisnisukm.com/cara-budidaya-jamur-tiram-di-daerah-panas.html 

    Kamis, 16 Agustus 2012

    Pembuatan Kumbung Jamur


    Usaha jamur tentunya membutuhkan beberapa sarana dan prasarana penunjang yang perlu dipersiapkan. Salah satunya yaitu membangun rumah produksi yang biasa disebut dengan kumbung jamur. Bagi para petani jamur, keberadaan rumah kumbung menjadi bagian penting yang harus diperhatikan sebelum usaha tersebut dijalankan.
    Sebab, kumbung jamur menjadi ruangan utama dimana bibit jamur yang telah siap dibudidayakan mendapatkan perawatan intensif hingga pada akhirnya berkembang dan menghasilkan panen jamur yang berkualitas. Karena itulah, kondisi lingkungan kumbung jamur harus disesuaikan dengan habitat asli jamur yang dibudidayakan.
    Nah, untuk membantu para pemula yang tertarik menekuni bisnis jamur. Pada kesempatan kali ini sengaja kami informasikan kepada para pembaca, tentang beberapa informasi  usaha rumahan

    1. Memilih lokasi kumbung jamur
     
    Idealnya lokasi kumbung jamur memiliki lingkungan yang tidak jauh berbeda dengan habitat asli hidup jamur. Berdasarkan golongan jamur yang dibudidayakan, suhu lingkungan yang paling tepat dibagi menjadi tiga kriteria. Yang pertama untuk golongan jamur psikofilik habitat hidupnya dengan suhu sekitar 0º-30ºC dan suhu optimum 15ºC, yang kedua yaitu jamur mesofilik yang tumbuh dengan kisaran suhu 25º-37ºC dan suhu optimumnya sekitar 30ºC, serta yang ketiga adalah golongan jamur termofilik yang biasa tumbuh pada kisaran suhu 40º-75ºC, dengan suhu optimum 55ºC.
    Poin berikutnya yang perlu Anda perhatikan dalam memilih lokasi kumbung jamur yaitu tingkat kelembapan udara di lingkungan tersebut. Pada dasarnya jamur menyukai tempat yang lembab, bahkan tingkat kelembaban yang dibutuhkan bisa mencapai 80-90%. Selanjutnya pilih lokasi kumbung yang bebas dari pencemaran udara, radiasi, maupun senyawa beracun yang dimungkinkan bisa mengganggu pertumbuhan jamur.

    2. Ukuran rumah kumbung jamur

     Bila Anda telah menemukan lokasi usaha yang dirasa sesuai dengan habitat hidup jamur, langkah berikutnya Anda bisa membangun ruang kumbung dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Bagi Anda yang ingin membuka bisnis budidaya jamur dengan skala industri/besar, bisa membangun kumbung jamur yang permanen (menggunakan tembok dari batu bata atau batako). Sedangkan bagi Anda yang ingin menjalankan budidaya jamur skala rumah tangga, bisa membangun kumbung dengan bahan yang sederhana (misalnya dengan menggunakan anyaman bambu yang biasa disebut dengan gedeg atau menggunakan sterofoam).
    Ukuran ruang kumbung yang dibutuhkan para pelaku usaha tergantung dari banyaknya jumlah baglog yang akan dibudidayakan. Sebagai gambaran, pelaku usaha jamur yang membudidayakan 1000 baglog akan membutuhkan ruang kumbung dengan ukuran luas lahan -+ 10 m2 dan tinggi sekitar tiang induk 3-4 m. Memperhatikan ukuran kumbung sangatlah penting agar sirkulasi udaranya lancar dan kelembapan di dalam kumbung bisa stabil.

    3. Membangun kumbung jamur

    Dalam membangun rumah kumbung jamur, Anda bisa menggunakan material berupa bambu, kayu, gedeg (anyaman bambu), genting, plastik, dan  paku. Peralatan yang Anda gunakan misalnya gergaji, palu, tangga, dan lain-lain. Pertama-tama buatlah kerangka dari bambu, selanjutnya bila kerangka telah berdiri Anda bisa menutup dinding dengan gedeg yang kemudian dilapisi plastik. Bila kumbung jamur telah berdiri, pasang genting sebagai atapnya dan buatlah pintu serta jendela untuk mengatur sirkulasi udara di ruang kumbung.
    Apabila kumbung jamur telah jadi, lengkapi ruang di dalamnya dengan rak-rak dari bambu atau kayu sebagai tempat untuk meletakan baglog jamur. Atur jarak antar baris sekitar 80-90 cm, dan setiap rak berisi 15 baglog yang disusun vertikal (keatas) dan 20 baglog yang disusun secara horizontal (kesamping). Terakhir, beri penyekat dari kayu atau bambu pada setiap baris ke 3 baglog yang diatur secara menyamping bertumpuk. Sehingga media baglog tersusun dengan rapi di kumbung jamur dan bibit yang dibudidayakan bisa tumbuh secara optimal.
    Semoga tips bisnis tentang cara membuat kumbung jamur ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan membantu Anda yang tertarik menekuni bisnis jamur. Mulailah dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Ayo berbisnis jamur !!!
    ( sumber : http://bisnisukm.com/tips-membuat-kumbung-jamur.html)


    Kisaran Harga Bahan Baku
    Bambu besar (tiang utama) Rp 18.000 s.d Rp 25.000/ batang
    Bambu sedang (rak/atap) Rp 7.500 s.d Rp 12.000/ batang
    Bilik ukuran 2m x 2m Rp 15.000 s.d Rp 30.000/m
    Shading / paranet Rp 9200 s.d Rp 12.000 /m

    Ukuran Plastik (cm)         Berat Media (kg)       Rasio Panen (gram)               Harga Log (Rp)

    17 x 30                                  0,9 – 1,1           250 – 350                             1400 -  1600
    17 x 35                                  1,1 – 1,4           275 – 400                             1600 – 1800
    18 x 35                                  1,3 – 1,5           275 – 450                             1800 – 2000
    20 x 35                                  1,5 – 2,0           300 – 600                             2000 – 2500
    17 x 35  dua sisi panen           2,0 – 3,0           450 – 700                             3000 – 3500

    Pasaran Harga beli Jamur oleh tengkulak/lapak pasar
    Bogor, Depok  -+ Rp 8.000 – Rp 9.000
    Jakarta Kota, Tangerang, Banten -+ Rp 9.000 – Rp 10.000

    Harga jamur sangat tegantung dari ;
    * Kwalitas / kondisi jamur ( harus bersih dari akar, daun bersih dan kandungan air tidak terlalu banyak ) jamur basah lebih sering di tolak oleh pasar.
    * Pasokan Jamur dari di daerah tersebut ( saat pasokan dari petani besar sangat sedikit maka harga jamur bisa naik Rp 500 – 1000 / kg dari harga biasanya )
    * Masa panen raya ( saat dimana seluruh petani panen besar ) biasanya terjadi 1 s.d 2 minggu kemungkinan 2 s.d 3 kali dalam 1 Tahun
    * Pengepakan jamur saat di plastik curah ( saat penyusunan jamur di plastik harus diupayakan agar jamur tampak lebih    menarik dan rapih agar daun dan batang jamur tidak mudah sobek)
    * Mungkin masih banyak kondisi lainnya namun kondisi diatas biasanya yang sering diperhatikan oleh pasar / pembeli

    Rabu, 15 Agustus 2012

    KEMUNGKINAN HASIL PANEN JAMUR DARI 1 LOG

    Patamorgana Jamur Tiram 

    Bila kita memilih jamur tiram sebagai usaha sampingan tentu selain pertanyaan dasar lainnya mengenai Modal awal, luas lahan yang diperlukan, sumber bibit/media log, harga dan sederatan pertanyaan yang masih gampang di cari di internet dan masih sangat mudah untuk dibuktikan langsung ketika kita memilihnya. 

    Namun ada satu yang penting untuk pemula yang sangat penting dan tidak bisa dibuktikan langsung dalam tempo cepat tanpa suatu percobaan tanam yang maksimal baik dari jumlah, ukuran plastik log, media bibit yang digunakan, cara perawatan dan masa produktiv tiap log serta daerah (suhu&kelembaban) yang di uji cobakan.

    Khususnya untuk dataran rendah bersuhu tinggi dan berkelembaban rendah seperti didaerah - daerah dimana jamur memang seperti di paksa untuk bisa tumbuh maksimal. 
    Karena untuk budidaya di daerah  bersuhu panas tersebut memang tidak semudah dan semurah bila dilakukan didaerah dataran tinggi yang cenderung bersuhu dingin/rendah.

    Karena suhu yang panas sangat berpengaruh pada hasil panen tiap log baik berat maupun kwalitas jamurnya ( terlalu kering, terlalu basah dan kotor ) yang disebabkan dari kurang dan lebihnya penyiraman log dan ruangan.

    Oleh karena itu hasil panen dari tiap log sangat relatif dan tidak dapat dijadikan sebagai nilai pasti untuk perhitungan hasilnya hanya tentunya berdasarkan pengalaman petani - petani lain serta yang langsung dialami sendiri nilai itu bisa diperkirakan sebagai berikut;

    Umumnya ukuran log yang banyak ditanam oleh petani di daerah bogor adalah ukuran plastik 20 x 35cm, 18 x 35 cm, 17 x 35 cm  dan 17 x 30 cm dengan berat masing - masing media log seberat kurang lebih 2kg, 1.5kg, 1.2kg, 1kg.

    Sejatinya  hasil tiap panen adalah bisa mencapai 30% (tiga puluh persen) dari berat media tanam (misal: ukuran plastik 20x35, berat media 2 kg x 30% = hasil panen per lognya bisa mencapai 600 gram. Di beberapa tempat memang panen tersebut bisa tercapai bahkan lebih namun belum ada petani dan produsen yang berani mem paten kan hasilnya bisa berlaku untuk setiap log yang mereka produksi. 

    Dengan harga beli log dari yang terbesar yang berkisar dari Rp 2.500 hingga Rp 1.500  dari produsen log atau bila log PRODUKSI SENDIRI dengan MODAL PRODUKSI -+ Rp 1500 - Rp 800 per log. maka bisa didapat dasar perhitungan harga pokok produksi jamur (HPP) per kilogramnya. Harga jual jamur terendah di daerah (jabodetabek) Rp 6500 - Rp 7500 per kilogram.

    Memang semua usaha dapat dimulai dari yang terkecil dengan modal kecil namun dengan pengaturan dan perencanaan yang baik tentunya dengan modal besar kita tidak harus khawatir akan beresiko besar. 
    Bagaimana dan seberapa besar hasil yang diharapkan akan memacu diri untuk tetap berikhtiar menjalankan usaha ini. 


    Insyaalloh bermanfaat, amin.



    Selasa, 07 Agustus 2012

    PELUANG USAHA RUMAHAN

    PELUANG USAHA RUMAHAN TERMURAH
    Umumnya masyarakat kita enggan untuk berlama - lama antri di Bank, kantor atau ATM cuma sekedar  untuk bayar tagihan listrik, telephone bahkan bayar kreditan kendaraan, elektronik bahkan kartu kredit.



    LOKET PEMBAYARAN RESMI 

    * PLN METER & TOKEN
    * TELKOM TELEPHONE/SPEEDY
    * PULSA SELURUH OPERATOR
    * LEASING ( FIF, ADIRA, WOM, DLL )


    Dengan modal minim anda dapat memulai usaha sampingan prospek bagus dan terus berkembang. 

    CARA PENDAFTARAN :
    * Copy KTP / SIM
    * ISI FORMULIR
    * PROSES CEPAT
    * BUKAN KEAGENAN
    * SALDO TIDAK MENGENDAP
    * TIDAK ADA MINIMAL DEPOSIT
    * FEE TERBAIK
    * PILIHAN ALAT KOMPUTER ATAU EDC
    * INVESTASI LEBIH HEMAT 

    BERMINAT ?
              
    PERALATAN YANG DIPAKAI
    Paket Komputer Baru : CPU multimedia/monitor LCD/MODEM/PRINTER
    Paket HEMAT : EDC (Electronic Data Capture) lebih flexible dan hemat listri cocok buat kios/konter pulsa/warung 











    Rabu, 10 Februari 2010

    Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

                
    Status konservasi : Aman
    Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan                : Fungi
    Filum                     : Basidiomycota
    Kelas                      : Homobasidiomycetes
    Ordo                       : Agaricales
    Famili                    : Tricholomataceae
    Genus                    : Pleurotus
    Spesies                  : P. ostreatus
    Nama binomial
    Pleurotus ostreatus

    Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom.

    Tubuh buah memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselia berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.

    Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.

    Budidaya jamur ini tergolong sederhana. Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik.

    Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.

    Sumber : dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

    PINTU TAUBAT SELALU TERBUKA

    Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi bersabda, "... Sesungguhnya Allah selalu membuka tangan-NYA di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari, dan Ia membuka tangan-NYA di waktu siang untuk menerima
    taubat orang yang berbuat salah di malam hari. Begitulah hingga matahari terbit dari arah barat.” (shahih Muslim: 31 – (2759).